Rabu, 08 April 2020

Desa Jaringao, Tempat Kami Berlabuh Menjaga Kelestarian Penyu Laut

Kita dari teman-teman KSPL "Chelonia" mengadakan kegiatan monitoring penyu laut rutin di daerah sukabumi tepatnya di pantai Citirem. Panjang garis pantai Citirem kurang lebih 1.200 m dan memiliki pasir berwarna putih. Pantai citirem sendiri adalah pantai yang yang berada di dalam daerah Suaka Margasatwa (SM) Cikepuh. SM sendiri adalah suatu kawasan hutan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman atau keunikan jenis satwa yang membutuhkan perlindungan bagi kelangsungan hidupnya terhadap habitatnya. Nah kebetulan disini ada teman laut kita yaitu penyu laut yang masih membutuhkan bantuan untuk kelangsungan hidup mereka.

Desa jaringao adalah sebuah desa yang berada di kecamatan pangumbahan dikota sukabumi. Desa ini adalah tempat persinggahan sebelum teman-teman KSPL "Chelonia" melakukan monitoring ke pantai Citirem. Desa Jaringao sama seperti desa lainnya yang ada di Jawa Barat, ada perkebunan kelapa sawit sebagai salah satu tempat lapangan kerja penduduk desa, memiliki makanan khas yaitu gula kelapa, dll. Desa ini memiliki kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang merupakan unit pelaksana dibawah Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang bertugas untuk mengelola kawasan konservasi.


Desa ini juga memiliki sanggar pelatihan seni kebudayaan bela diri tradisional nusantara yaitu pencak silat. Pelatihan ini digurui oleh kakak kami yang juga berasal dari KSPL "Chelonia" yaitu mang Eno. Beliau sudah menjalani pelatihan pencak silat ini selama dua tahun dan perguruannya sudah sampai ke desa-desa sekitar Jaringao. Pelatihan ini melatih anak-anak berumur 6 sampai 17 tahun dan memakai hari sabtu dan minggu untuk hari pelatihannya dikarenakan karena hari senin sampai jumat ada kegiatan sekolah. 
Kenapa pelatihan seni kebudayaan ini diadakan? Pelatihan ini adalah bentuk upaya pelestarian kebudayaan nusantara agar tidak luntur oleh perkembangan zaman yang semakin maju dan sebagai pengisi waktu luang anak-anak dengan kegiatan yang positif.

Minggu, 05 April 2020

Seberapa Pentingkah Penyu Untuk Kehidupan?


Penyu merupakan organisme ikonik yang hidup di perairan laut. Hal tersebut dikarenakan hanya ada tujuh spesies penyu yang ada di dunia. Penyu merupakan reptil laut seperti kura-kura yang mampu menjelajah dunia dengan ke empat sirip kakinya. Indonesia menjadi salah satu habitat bertelur 6 jenis penyu dari 7 jenis penyu yang ada di dunia. Hal tersebut karena perairan Indonesia menjadi rute perpindahan (migrasi) penyu laut di persimpangan Samudera Pasifik dan Hindia.

Mengapa kita perlu menjaga penyu? karena penyu merupakan satwa yang tidak cuma unik dan lucu, tetapi sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Hanya dengan membiarkannya saja hidup bebas di alam tanpa campur tangan manusia, penyu memberikan banyak manfaat. Manfaat tersebut mencakup aspek peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui sektor perikanan (beserta efek penggandaanya), menjaga keseimbangan mata rantai ekosistem, serta ilmu pengetahuan dan pengembangan ekowisata. Menurut Wilson dan rekan-rekannya, peran-peran penyu laut itu berupa :
1.    Pemeliharaan habitat
a)  Padang lamun: mencegah pertumbuhan berlebih yang menyebabkan sinar matahari sulit untuk masuk kedalam air.
b) Terumbu karang: mencegah ekspansi bunga karang diatas terumbu karang serta membuat terumbu karang untuk memperluas koloninya.
c)    Peningkatan kualitas pesisir: telur-telur penyu yang tidak menetas menjadi penambahan konsentrasi nutrien bagi vegetasi pesisir seperti nitrogen dan fosfor.
2.    Keseimbangan jaring-jaring makanan
a)      Kontrol populasi ubur-ubur
b)      Pemasok makanan bagi ikan
Jadi, ternyata cukup banyak manfaat dari penyu laut bagi kehidupan entah dari yang perannya biasa-biasa saja sampai dengan peran yang vital bagi lingkungan. Ayo sama-sama kita jaga ikon laut kita agar dimasa yang akan datang kita dapat berjumpa lagi dengan mereka di setiap pantai indah seluruh Indonesia.