Senin, 28 Desember 2020

Mengenal Penyu Lekang

 Hai, sahabat penyu! Kali ini kita akan membahas tentang penyu lekang (Lepidochelys olivacea).

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Penyu_Lekang

Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum         : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Sauropsida
Order : Testudines
Suborder         : Cryptodira
Superfamily : Chelonioidea
Family : Cheloniidae
Genus              :       Lepidochelys
Spesies         : Lepidochelys olivacea

Overview
Kekayaan alam Indonesia berupa terumbu karang, padang lamun dan pantai berpasir merupakan habitat alami yang sangat baik bagi kelangsungan hidup penyu. Penyu memanfaatkan kawasan pantai berpasir sebagai tempat persinggahan dan melakukan aktifitas biologi seperti bersarang dan bertelur. Terdapat tujuh spesies penyu yang hidup di dunia, enam diantaranya dapat ditemukan di perairan Indonesia. Salah satu penyu yang hidup di perairan Indonesia adalah penyu lekang (Lepidochelys olivacea). 

Ciri-Ciri Fisik

Penyu lekang (Lepidochelys olivacea) termasuk kedalam famili Cheloniidae. Salah satu ciri dari L. olivacea yakni memiliki ukuran tubuh yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan kelompok penyu lainnya. Perbedaannya, penyu dengan nama lain olive ridley turtle ini memiliki kepala yang lebih besar dan bentuk tempuruhnya lebih langsing serta bersudut. Tubuhnya berwarna hijau pudar dan mempunyai kurang lebih lima sisik lateral. Karapas L. olivacea memiliki warna abu–abu, sedangkan pada bagian bawah tubuh (plastron), L. olivacea memiliki warna krem keabuan. Bobot Lepidochelys olivacea berkisar antara 45 kg hingga 55 kg dengan panjang lengkung karapasnya hanya sekitar 70 cm, ukurannya paling kecil di Indonesia, terkecil kedua di dunia setelah Penyu Kempi (tidak ada di Indonesia), karapasnya berwarna hijau tentara, terdapat 6 pasang lempeng atau lebih pada karapasnya, dapat bertelur hingga ± 110 butir dalam satu kali bertelur. Sementara bobot tukik Lepidochelys olivacea berkisar dari 16 gram hingga 19 gram dengan panjang rata-rata karapas tukik hingga 44 mm. 

Pola Makan
Penyu Lekang termasuk hewan omnivora. Makanannya adalah kepiting, udang, lobster, lamun, alga, siput, ikan, dan ubur-ubur.

Sebaran di Indonesia
Penyu lekang bermigrasi di sepanjang perairan dengan kedalaman menyelam hingga 150 meter. Pantai pasir dengan kemiringan landai merupakan tempat bertelur penyu yang dapat ditemukan di pantai-pantai di Indonesia. Penyu tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, baik pesisir barat atau timur Sumatera dan pulau-pulau kecilnya, pesisir selatan pulau Jawa dan pulau-pulau kecil di bagian utara pulau Jawa, pesisir Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali, Lombok, NTT, NTB, Maluku dan pulau-pulau kecil berpasir lainnya.

Tempat Penetasan Telur
Penyu Lekang akan mencapai kematangan seksualnya pada sekitar usia 12 tahun. Ribuan penyu lekang betina akan naik ke permukaan secara serentak untuk bertelur dalam periode 2 hingga 3 hari lamanya. Perilaku ini kemungkinan merupakan hasil adaptasi Penyu Lekang untuk melawan predator yang mengancam ketika proses bertelur terjadi. Namun, Penyu Lekang seringkali memilih wilayah pesisir yang kecil dan sempit sehingga sarang yang mereka buat saling menimpa satu sama lain. Fenomena ini dapat terjadi 2 sampai 7 kali di setiap musimnya.

Status Konservasi
Tiap tahunnya, populasi spesies ini terus menurun. Untuk itu, penyu lekang dikategorikan ke dalam satwa langka dan dilindungi dalam Red Data Book IUCN yang termasuk dalam Apendix I CITES. Penyu merupakan salah satu fauna yang di lindungi karena populasinya yang terancam punah, di Indonesia terdapat enam spesies penyu dari tujuh yang ada di dunia. Kondisi inilah yang menyebabkan semua jenis penyu di Indonesia diberikan status dilindungi oleh negara sebagaimana tertuang dalam Permen RI No. 7 tahun 1999 mengenai pengawetan jenis-jenis tumbuhan dan satwa yang di lindungi . Penyu secara internasional termasuk satwa appendix 1, satwa yang termasuk dalam appendix 1 dilarang untuk di perdagangkan.

Ancaman

Kepercayaan publik mengenai khasiat aprodisiak dari telur penyu menjadi salah satu ancaman terbesar bagi populasi penyu lekang di wilayah Amerika Tengah dan Selatan. Perdagangan illegal telur penyu lekang membuat perhitungan dampaknya terhadap populasi penyu lekang sulit dilakukan. Penyu Lekang juga pernah diburu secara besar-besaran untuk diambil kulit dan dagingnya, terdapat banyak rumah potong penyu yang mengakibatkan lebih dari 1 juta ekor penyu lekang terbunuh pada masa 1960-an di Meksiko. Keberadaan rumah potong ini sudah jauh berkurang setelah adanya hukum yang mengatur angka legal penangkapan penyu lekang, meski industri illegal berukuran kecil masih ada hingga saat ini. Walaupun spesies ini memiliki jangkauan yang luas, namun jumlah lokasi penting untuk mereka berkembang biak sangat terbatas. Oleh sebab itu, perlindungan pada beberapa wilayah pesisir utama untuk penyu lekang sangat perlu dilakukan. 

Penulis: Ridwan Rafly


Referensi:
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng, “Mengenal Jenis dan Morfologi Spesies Penyu Laut”, Mengenal Morfologi dari Penyu Laut, 07 Pebruari 2018, https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/mengenal-jenis-dan-morfologi-spesies-penyu-laut-80 [diakses pada 6 Desember 2020].
Kompas.com “6 dari 7 Spesies Penyu Langka Ada di Indonesia, Bagaimana Wujudnya?”, 6 Spesies Penyu Langka ada di Indonesia, 24/05/2019, https://sains.kompas.com/read/2019/05/24/153853523/6-dari-7-spesies-penyu-langka-ada-di-indonesia-bagaimana-wujudnya?page=all#page2 [diakses pada 6 Desember 2020]
IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources). 2011. IUCN Red List of Threatened Spesies. http : //www.iucnredlist.org/
Loka Pengelolaan Sd Pesisir & Laut Sorong “Penyu”, Penyebaran Penyu di Indonesia, https://kkp.go.id/djprl/lpsplsorong/page/1915-penyu [diakses pada 6 Desember 2020]
WWF “Penyu”, Mempelajari Semua Spesies Penyu, https://www.wwf.id/spesies/penyu [diakses 6 Desember 2020]