Perubahan iklim telah dirasakan secara nyata baik bagi manusia, hewan serta tumbuhan di seluruh dunia. Salah satu yang memiliki dampak besar adalah heatwave atau gelombang panas yang terjadi di banyak negara. Saat ini Indonesia dianggap masih relatif aman dari dampak ini meskipun peningkatan panas mulai terjadi (Chandra, 2023).
Perubahan iklim dapat memengaruhi banyak spesies laut, salah satunya adalah penyu. Perubahan iklim seperti kenaikan suhu secara global, perubahan pola cuaca, dan kenaikan permukaan laut telah berdampak langsung pada populasi penyu di seluruh dunia. Dampak perubahan iklim terhadap penyu laut adalah sebagai berikut:
- Ketidakseimbangan Jenis Kelamin
Jenis kelamin penyu ditentukan oleh suhu pasir tempat telur menetas. Suhu yang lebih tinggi cenderung menghasilkan lebih banyak penyu betina daripada penyu jantan. Perubahan iklim dan peningkatan suhu global menyebabkan lebih banyak penyu betina dilahirkan, yang menyebabkan ketidakseimbangan rasio jenis kelamin yang signifikan. Karena populasi penyu jantan yang sangat sedikit, kemampuan penyu untuk berkembang biak dan bertahan lama diancam (Hawkes et al., 2009).
- Tinggi Permukaan Laut
Jika permukaan laut naik, habitat pantai tempat penyu bertelur akan terancam. Akibat naiknya air laut, pantai yang mengalami erosi atau banjir tidak lagi cocok untuk tempat bertelur. Banyak sarang penyu tenggelam atau rusak, sehingga tingkat keberhasilan penetasan telur menjadi lebih rendah. Selain itu, penurunan area bersarang dapat mengakibatkan penurunan populasi penyu yang signifikan, karena habitat penting penyu menjadi semakin jarang (Laloë et al., 2017).
- Cuaca Ekstrim dan Dampak Pada
Tempat Peneluran
Perubahan iklim menyebabkan peningkatan jumlah peristiwa alam dari cuaca ekstrim seperti badai dan banjir.. Cuaca seperti badai dapat menghancurkan sarang dan membunuh anak penyu yang baru menetas, serta dapat menyebabkan banjir yang menenggelamkan telur penyu (Fuentes et al., 2013).
- Perubahan Ekosistem dan
Ketersediaan Makanan
Meningkatnya suhu air laut dapat mengubah ekosistem laut termasuk terumbu karang dan padang lamun yang menjadi sumber makanan penyu. Perubahan ini mengurangi sumber makanan bagi spesies penyu seperti penyu hijau, yang sangat bergantung pada lamun untuk hidup. Kekurangan makanan dapat menghambat pertumbuhan, kesehatan, dan reproduksi penyu, sehingga menyebabkan penurunan populasi yang lebih cepat (Poloczanska et al., 2009).
- Migrasi yang terganggu
Penyu bermigrasi jauh untuk mencari tempat bertelur dan makanan. Perubahan iklim dapat mengubah suhu laut dan arus samudra yang mengganggu pola migrasi penyu. Akibatnya, mereka kesulitan menemukan tempat yang tepat untuk bertelur atau mencari sumber makanan yang mengakibatkan angka kelahiran menurun dan kematian penyu meningkat oleh masalah migrasi ini (Witt et al., 2011).
Perubahan iklim dapat mempengaruhi populasi penyu dalam berbagai cara, termasuk ketidakseimbangan jenis kelamin, kerusakan habitat, cuaca yang ekstrem, perubahan ekosistem, serta gangguan migrasi. Dampak-dampak ini memperburuk tantangan hidup yang dihadapi oleh penyu yang sudah berada di bawah tekanan dari aktivitas manusia lainya, seperti perburuan dan pencemaran. Konservasi penyu harus dilakukan secara menyeluruh yang mencakup upaya untuk mengurangi perubahan iklim global dan melindungi habitat mereka agar spesies ini dapat bertahan di masa depan.
DAFTAR
PUSTAKA
Chandra,
Wahyu. 2023. Perubahan Iklim dan Dampaknya pada Lamun dan Penyu. (https://www.mongabay.co.id/2023/12/18/perubahan-iklim-dan-dampaknya-pada-lamun-dan-penyu/#:~:text=Pada%20penyu%2C%20perubahan%20iklim%20menyebabkan,tak%20bisa%20menetas%20dan%20busuk, Diakses : 26 September 2023).
Hawkes,
L.A., Broderick, A.C., Godfrey, M.H., & Godley, B.J. (2009). Climate change
and marine turtles. Endangered Species
Research, 7(2), 137-154.
Laloë, J-O.,
Cozens, J., Renom, B., Taxonera, A., & Hays, G.C. (2017). Effects of rising
temperature on the viability of an important sea turtle rookery. Nature Climate Change, 7, 651-655.
Fuentes,
M.M.P.B., Pike, D.A., Dimatteo, A., & Wallace, B.P. (2013). Resilience of
marine turtle regional management units to climate change. Global Change Biology, 19(5), 1399-1406.
Poloczanska,
E.S., Limpus, C.J., & Hays, G.C. (2009). Vulnerability of marine turtles to
climate change. Advances in Marine
Biology, 56, 151-211.
Witt, M.J.,
Baert, B., Broderick, A.C., Formia, A., Fretey, J., & Hays, G.C. (2011).
Tracking leatherback turtles from the world's largest rookery: assessing
threats across the South Atlantic. Proceedings
of the Royal Society B: Biological Sciences, 278(1717), 2338-2347.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar