Penyu laut telah ada selama lebih dari
satu abad. Namun mereka sedang menghadapi ancaman
besar yang dapat menghancurkan mereka. Perburuan, pencemaran laut, hilangnya tempat untuk bertelur, dan perubahan iklim adalah
semua tindakan manusia
yang memperburuk keadaan
populasi penyu. Banyak kampanye global telah diluncurkan untuk mencegah kepunahan penyu sebagai tanggapan terhadap
ancaman ini. Di seluruh dunia, pemerintah, organisasi
non-pemerintah, ilmuwan, dan masyarakat lokal bekerja sama untuk mencapai tujuan
ini.
Terdapat solusi dari ancaman
kepunahan penyu salah satunya yaitu pembuatan konservasi. Konservasi sebagai penghambat
laju kerusakan habitat dan kehilangan spesies
lebih banyak. Menurut IUCN dalam Harahap (2015), bahwa konservasi adalah
luas daratan dan laut yang digunakan
untuk perlindungan dan pemeliharaan keanekaragaman hayati, dan sumber daya alam yang terhubung
dengan budaya yang terkait serta
dikelola melalui penerapan
hukum atau dengan cara efektif lainnya. Konservasi penyu di dunia
ditetapkan oleh Union for Conservation of Nature (IUCN) yang
merupakan Lembaga internasional untuk konservasi alam (satwa maupun
tumbuhan) dan pembangunan berkelanjutan (Nasution dan Hairul, 2021).
Konservasi penyu merupakan upaya untuk pemeliharaan dan perlindungan penyu dari ancaman kepunahan. Konservasi penyu yang melibatkan masyarakat dalam penguatannya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap ancaman kepunahan penyu. Diharapkan dari adanya pendekatan itu manusia tidak lagi memburu penyu untuk kepentingan pribadi, kelompok maupun untuk konvensional. Sebaiknya informasi mengenai kepunahan penyu dan konservasi penyu lebih disebar luaskan agar seluruh masyarakat mengetahui bahwa keadaan lingkungan penyu yang buruk karena perilaku manusia dan dengan adanya konservasi diharapkan masyarakat dapat mengetahui manfaat dari konservasi penyu laut itu sendiri.
Berikut ini merupakan lembaga konservasi yang melindungi satwa liar di dunia
1. Konvensi Internasional Perdagangan Satwa Liar yang Terancam
Punah (CITES)
Convention
on International Trade in Endangered Species (CITES)
adalah perjanjian internasional yang bertujuan untuk memastikan bahwa perdagangan internasional spesies tumbuhan dan hewan
liar tidak mengancam kelangsungan hidup mereka.
Appendix I CITES mencakup semua spesies penyu laut, dan perdagangan internasional produk penyu, seperti
karapas penyu sisik, dilarang keras. CITES (CITES,
2023) berfungsi sebagai alat legislatif penting untuk menghentikan
perdagangan dan perburuan ilegal
penyu laut dan produknya di seluruh
dunia (CITES, 2023).
2.
Inisiatif Konservasi Terpadu World Wildlife Fund (WWF)
Salah satu organisasi konservasi
terbesar di dunia, WWF memiliki program konservasi penyu laut di lebih dari 50 negara.
Inisiatif WWF mencakup
pemantauan
populasi penyu, perlindungan habitat bersarang, mendorong kebijakan yang mengurangi pencemaran plastik di lautan, dan kampanye untuk mengurangi penggunaan produk yang terbuat dari penyu. WWF juga bekerja sama dengan komunitas lokal untuk melindungi sarang penyu dan mendukung ekowisata yang berbasis konservasi (WWF, 2022).
3.
Sea Turtle Conservation (STC)
Organisasi ini merupakan salah satu
organisasi non-pemerintah tertua yang berkomitmen
untuk melindungi penyu laut adalah Sea
Turtle Conservancy (STC). Salah
satu program utamanya adalah "Turtle
Walk" yang memungkinkan masyarakat untuk
melihat dan melindungi penyu saat musim bertelur. STC juga menggunakan teknologi satelit untuk melakukan
penelitian tentang migrasi penyu; teknologi ini membantu memantau rute migrasi dan lokasi
makan penyu di laut, yang membuat penelitian ini sangat penting
untuk menentukan area perlindungan maritim
yang efektif (Sea Turtle Conservancy, 2023).
Dengan mengurangi kerusakan habitat dan
mengurangi kehilangan spesies, konservasi memiliki
peran penting dalam melindungi keanekaragaman hayati secara menyeluruh serta partisipasi masyarakat dalam program
konservasi juga penting
unruk meningkatkan kesadaran pada ancaman yang dihadapi penyu dan pentingnya melindungi
spesies tersebut.
Organisasi internasional seperti CITES, WWF, dan STC telah memainkan peran penting
dalam melindungi penyu melalui program konservasi yang komprehensif. Program- program ini berfokus pada perlindungan
habitat, pelarangan perdagangan ilegal, pengurangan pencemaran plastik, dan penelitian ilmiah yang memanfaatkan teknologi untuk melacak
migrasi penyu. Dengan dukungan masyarakat internasional, upaya
konservasi penyu dapat terus berkembang
dan diharapkan dapat mencegah kepunahan.
DAFTAR
PUSTAKA
CITES. (2023). Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora. https://www.cites.org Diakses pada 28 September
2024.
Sea Turtle Conservancy. (2023). Sea Turtle Conservancy Programs. https://conserveturtles.org Diakses
pada 28 September 2024.
Tambunan
et al.2021. Upacara Adat yang Memanfaatkan Penyu dan Kebutuhan Daging Penyu untuk Pesta Pernikahan oleh Masyarakat Pulau Enggano. Journal
of Global Forest
and Environmental Science.
Vol.1 (1).
Nasution, E.D dan Hairul Fatah.2021.Rapid Survei Keanekaragaman Hayati
Status Konservasi Permen LHK (P.106/2018) dan
IUCN
di Areal Nilai Konservasi Tinggi Perkebunan Kelapa Sawit. Jurnal AGRIFOR. Vol.20(1).
WWF.
(2022). Turtle Conservation Projects. World Wildlife Fund.
https://www.worldwildlife.org Diakses pada 28 September 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar