Pelestarian adalah suatu upaya dalam melakukan penjagaan untuk melindungi, dan juga dapat mengembangkan habitat untuk meminimalisir kepunahan dan terus bertahan sebagaimana aslinya. Penyu Hijau (Chelonia mydas) termasuk hewan yang dilindungi dengan kategori Appendix I CITES (Convention on International Trade in Endangered Species), sehingga semua jenis penggunaan dan peredarannya harus mendapatkan pertimbangan yang sungguh-sungguh (Direktorat Konservasi Dan Taman Nasional Laut, 2009). Pedoman yang diidentikkan dengan pelestarian penyu merupakan makhluk terancam punah dan dijamin oleh otoritas publik melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Sulaiman et al., 2011). Fungsi penyu dalam sistem biologis sangat penting, termasuk menjaga ketergantungan wilayah lamun dan membawa suplemen di perairan, termasuk mendukung kelimpahan berbagai jenis ikan yang merupakan sumber protein bagi manusia (Sudrajat, et al,. 2020).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ancaman kepunahan penyu laut yaitu dari adanya perburuan dan perdagangan ilegal, perubahan iklim, pencemaran dan penyakit, pembangunan daerah pesisir serta kurangnya penegakan hukum yang membuat kehidupan ancaman penyu marak terjadi (Parmi, 2020).
Inovasi terkini dalam pelestarian habitat dan konservasi penyu ini melibatkan berbagai pendekatan untuk meningkatkan efektivitas upaya pelestarian. Upaya konservasi yang akan dilakukan berkaitan dengan pemeliharaan dan pelestarian yaitu dengan melakukan strategi konservasi. misalnya dengan analisis efektivitas konservasi penyu yang dilihat dari kegiatan pengelolaan dan indikator efektivitas kegiatan yang dilakukan. Indikator efektivitas kegiatan konservasi penyu dilihat berdasarkan adanya delapan kegiatan yaitu monitoring pantai, asal telur, keberhasilan penetasan, fasilitas pembesaran, pelepasliaran tukik (lokasi dan waktu), pembesaran penyu, aktivitas pengunjung, dan adanya souvenir dari bahan baku penyu (Firliansyah et al., 2017). Serta dengan menggunakan teknik inkubasi buatan, sedangkan yang berkaitan dengan pemanfaatan hanya sebatas penelitian dan ekowisata saja (Rohi et al., 2020).
Berdasarkan Times Indonesia, 2024 inovasi terkini yang membantu dalam pelestarian habitat dan konservasi penyu yaitu: Intan box, dimana intan box merupakan ciptaan dari Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF), Intan Box adalah inkubator buatan yang meningkatkan tingkat keberhasilan penetasan telur penyu. Teknologi pengaturan suhu dan kelembaban yang presisi memungkinkan peneliti untuk mengontrol jenis kelamin tukik yang akan menetas, sehingga membantu menjaga keseimbangan gender dalam populasi penyu. Selain itu, BSTF juga menggunakan alat data logger untuk memantau kondisi sarang, suhu, pH, dan kelembapan, sehingga dapat mengatur kondisi optimal untuk penetasan telur penyu.
Gambar Intan box (Sumber: Times Indonesia, 2024)
Inovasi terkini dalam pelestarian habitat dan konservasi penyu laut melibatkan berbagai teknologi dan pendekatan yang berfokus pada pemantauan, perlindungan, dan pengelolaan ekosistem. terdapat beberapa yang sedang diterapkan menurut Restorasi Ekosistem Riau, 2024 yaitu: Pemantauan berbasis teknologi. Dimana novasi digital, termasuk penggunaan GPS dan satelit, memungkinkan ilmuwan untuk memantau pergerakan penyu dan habitatnya dengan lebih efisien. Dengan teknologi ini, para peneliti dapat mengidentifikasi area kritis yang perlu dilindungi serta mempelajari pola migrasi penyu secara real-time. Selain itu, Penggunaan drone dalam konservasi memberikan kemampuan untuk memantau area yang luas dengan cepat, mendeteksi aktivitas ilegal seperti perburuan atau pencurian telur penyu, serta melakukan survei habitat secara efektif.
Inovasi tidak hanya berhubungan dengan teknologi, tetapi juga meliputi aspek pendidikan dan peningkatan kesadaran. Program pendidikan dan kampanye kesadaran berperan dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya keanekaragaman hayati serta cara-cara untuk melindunginya. Dengan pemahaman yang lebih mendalam, individu dapat melakukan tindakan yang lebih berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari mereka (Rafi, 2023).
Ditulis Oleh : Aida Sayidatunnisa, Hanifah Rifqoh Putri Sanjaya, Syifa Putri Azzahra, dan Keisha Alayya Balqis
DAFTAR PUSTAKA
Firliansyah, E., Kusrini, M. D., & Sunkar, A. (2017). Pemanfaatan dan Efektivitas Kegiatan Penangkaran Penyu di Bali bagi Konservasi Penyu. Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology, 2, 21-27.
Parmi, H. J. (2020). Upacara Adat Dan Konservasi Penyu Di Kuta Dan Tanjung Benoa, Bali. Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan, 4(3), 620-626.
Rafi Brilliyanto. (2023). Inovasi dalam Meningkatkan Keanekaragaman Hayati. Inovasi dalam Meningkatkan Keanekaragaman Hayati. Diakses pada 31 Oktober 2024.
Restorasi Ekosistem Riau. (2024,). Peran inovasi digital dalam pelestarian satwaliar. Rekoforest. https://www.rekoforest.org/id/warta-lapangan/peran-inovasi-digital-dalam-pelestarian-satwa-liar/. Diakses pada 31 Oktober 2024
Rohi, C. A., Dima, A. O., & Meye, E. D. (2020). STRATEGI KONSERVASI POPULASI ALAMI PENYU LEKANG (Lepidochelys olivace ) DI PANTAI SOSADALE DESA SIOMEDA KABUPATEN ROTE NDAO PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Jurnal Biotropikal Sains, 17(1), 45-54.
Sudrajat, I., Ernaningsih, D., Patanda, M. (2020). STRATEGI PELESTARIAN PENYU HIJAU (Chelonia mydas) DI SUAKA MARGASATWA SINDANGKERTA, TASIKMALAYA. Jurnal Ilmiah satya Minabahari, 08(02), 43-55
Times Indonesia. (2024). Dari Banyuwangi untuk dunia: Intan Box selamatkan penyu dari kepunahan. Times Indonesia. https://timesindonesia.co.id/gaya-hidup/508545/dari-banyuwangi-untuk-dunia-intan-box-selamatkan-penyu-dari-kepunahan?form=MG0AV3. Diakses pada 31 Oktober 2024.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar