Minggu, 02 Maret 2025

Nilai Tradisional dan Pelestarian Modern dalam Konservasi Penyu Laut



        Penyu merupakan salah satu hewan yang dilindungi karena populasinya yang terancam punah. Konservasi merupakan salah satu kegiatan yang diharapkan dapat mencegah punahnya habitat penyu, mencegah adanya pemanfaatan penyu demi kepentingan komersial seperti penjualan telur, daging, maupun cangkang dan dapat menjadi sarana berbagi ilmu atau edukasi kepada masyarakat secara luas tentang pentingnya konservasi penyu demi menjaga habitat penyu di Indonesia agar tidak punah (Ario et al., 2016).

        Penyu mempunyai peran yang penting dalam memelihara keseimbangan ekosistem laut mulai dari memelihara ekosistem terumbu karang produktif hingga mentransfer nutrien penting yang berasal dari lautan menuju pesisir pantai. Selain itu, penyu berperan untuk memelihara keseimbangan ekosistem, penyu juga dimanfaatkan sebagai penunjang kebutuhan ekonomi dan budaya oleh masyarakat pesisir seluruh Indonesia (Tambunan et al., 2021).

        Konservasi mempunyai arti pelestarian yaitu melestarikan atau mengawetkan daya dukung, mutu, fungsi, dan kemampuan lingkungan secara seimbang. Adapun tujuan konservasi (1) mewujudkan kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya, sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan dan mutu kehidupan manusia, (2) melestarikan kemampuan dan pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara serasi dan seimbang. Keberadaan konservasi saat ini sudah semakin dikembangkan dan memiliki prospek yang sangat bagus dan bukan hanya untuk kepentingan perlindungan flora dan fauna saja. Sudah banyak kawasan konservasi juga menjadi kawasan objek wisata dan dapat dikunjungi oleh masyarakat umum, namun tetap menjaga tujuan awal dari pembangunan konservasi tersebut. Apalagi jika kawasan konservasi itu tergolong unik dan langka, hal ini tentu menarik perhatian dari masyarakat luas, contohnya seperti konservasi penyu yang ada di Turtle Conservation and Education Center (TCEC) (Harmino et al, 2021).

      Salah satu inovasi modern dalam konservasi penyu adalah penerapan teknologi seperti metode hatchery semi-alami yang diperkenalkan di Kawasan Konservasi Penyu di Pantai Kecamatan Paloh, Kalimantan Barat. Metode ini memiliki peranan penting dalam upaya pelestarian penyu (Yusra et al., 2022). Tujuan utamanya adalah untuk melindungi telur penyu dari berbagai risiko saat proses penetasan, seperti ancaman predator, genangan air laut saat pasang, dan abrasi pantai (Dermawan et al., 2009). Dengan adanya hatchery, peluang tukik penyu untuk bertahan hidup dan mencapai usia dewasa dapat meningkat (Lapadi et al., 2023).


Nilai Kearifan Lokal dalam Pelestarian Penyu Laut

        Di berbagai wilayah pesisir Indonesia, konservasi penyu laut tidak hanya didorong oleh aturan hukum , namun juga oleh nilai-nilai kearifan lokal yang biasanya diwariskan secara turun-temurun. Nilai-nilai ini biasanya sering kali mencakup kepercayaan bahwa penyu merupakan makhluk yang harus dihormati atau bahwa populasi penyu berkaitan erat dengan kesejahteraan lingkungan dan masyarakat setempat. Misalnya, beberapa masyarakat di Indonesia menganggap penyu sebagai simbol kehidupan atau keseimbangan alam, sehingga penyu dan habitatnya perlu dilestarikan (Tambunan et al., 2021).



Ditulis Oleh : Aida Sayidatunnisa, Hanifah Rifqoh Putri Sanjaya, Syifa Putri Azzahra, dan Keisha Alayya Balqis


DAFTAR PUSTAKA

Ario, V., Wibowo, E., Pratikto, I., & Fajar, S. (2016). Pelestarian Habitat Penyu Dari Ancaman Kepunahan Di Turtle Conservation And Education Center (TCEC), Bali. Jurnal Kelautan Tropis, 19(1), 60-66.

Dermawan, A., Nuitja, I. N. S., Soedharma, D., Halim, M. H., Kusrini, M. D., Lubis, S. B., ... & Mashar, A. (2009). Pedoman Teknis Pengelolaan Konservasi Penyu.

Lapadi, I., Widiastuti, N.-, Saleh, F. I. E., Mudjirahayu, M., Pranata, B., Pattiasina, T. F., Manangkalangi, E., & Sabariah, V. (2023). Peningkatan fasilitas penangkaran penyu melalui pembuatan bak penangkaran, pondok wisata, dan media penyuluhan di Kampung Meinyumfoka Kabupaten Manokwari. IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(2), 104–111. 

Hermino, T. Z. A., Parawangsa, N. Y., Sari, L. T., Arsad, S., (2021). Efektifitas Pengelolaan Konservasi Penyu di Turtle Conservation and Education Center Serangan, Denpasar Bali. Journal of Marine and Coastal Science, 10 (1), 18-34

Tambunan, M. A., Wiryono, & Senoaji, G. (2021). UPACARA ADAT YANG MEMANFAATKAN PENYU DAN KEBUTUHAN DAGING PENYU UNTUK PESTA PERNIKAHAN OLEH MASYARAKAT PULAU ENGGANO. Journal of Global Forest and Environmental Science, 1(1), 29-39.

Yusra, A., Fisesa, A., Fachrizal, A., & Susanto, H. (2022). Penyu Dan Paloh Perjalanan Konservasi di Ekor Borneo. Yayasan WWF Indonesia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar